Jumat, 13 Desember 2013

FF "Can You Feel My Heartbeat?"




Author        :         Mizi Janet

Title            :         “Can You Feel My Heartbeat?”

Casts           :         Cho Kyuhyun

Genre          :         Romance, Sad

Rating        :         PG-15

Length        :         ONESHOOT

Note            :

FF berdasarkan kisah nyata dari kesaksian seorang pria yang pernah saya kenal. Jika ingin memberi kritik/saran, bisa lewat mention di twitter saya @mizijanet. Happy reading!

 



“bisakah kau merasakannya?”
“merasakan apa?”
“detak jantungku. Bisakah kau merasakannya?”
“ya, aku merasakannya”


CAN YOU FEEL MY HEARTBEAT?

_Story Begin_



Kyuhyun’s POV

Cinta. Mendengarnya saja aku muak. Bagaimana bisa orang-orang menyatakan bahwa ‘cinta itu indah’? padahal itu sangat menyakitkan! Karna cinta bicara soal perpisahan.

Aku Kyuhyun. Cho Kyuhyun. Aku adalah putra dari pemilik perusahaan Cho Corp sekaligus calon pewaris group itu. Usiaku 25 tahun dan kini aku sedang menjabat sebagai manager di perusahaan ayahku.
Aku benci ‘cinta’, aku benci kehidupanku, aku benci masalaluku. Aku menatap nanar sebuah cincin yang tergeletak di meja kerjaku. Sebuah cincin emas yang di lapisi berlian dan di dalamnya ada terukir sebuah nama, Shin Soo Hyun.


“oppa!”
“aish! Soo Hyun-ah, kau mengagetkanku saja!” aku tersenyum dan mengusap pelan rambut gadis cantik didepanku.
“oppa, ayo kita jalan-jalan!” seru gadis ini. Sebut saja dia Soo Hyun, Soo Hyun –ku.
“kau mau jalan-jalan kemana?” tanyaku.
“umm…” ia terlihat berfikir dan sedikit memanyunkan bibir mungilnya.
*CUP* ku kecup singkat bibirnya dan tersenyum. Soo Hyun tampak terkejut.
“yak! Oppa!”
“Hahahaha” aku tertawa puas.
“oppa, ayo kita jalan-jalan keliling sungai Han!” ajaknya antusias dengan nada yang manja.
“baiklah! Kajja!”

***

“oppa..” aku menoleh kea rah Soo Hyun..
“oppa, apa kau berjanji akan selalu ada bersamaku sampai mati?” tanya nya dengan lugunya.
“tentu saja! Bukankah sebentar lagi kita akan menikah? Itu artinya, kau, dan aku, akan hidup bersama sampai ajal menjemput” jawabku
“asik!!” seru nya kegirangan.


Di saat aku sangat percaya pada cinta, di saat aku sangat bergantung pada cinta, di saat itu pula rasa sakit itu mulai menguasaiku.
Sakit, sangat sakit. Kugenggam erat cincin emas ini. Cincin yang seharusnya di gunakan oleh pengantin wanitaku di altar, saat pemberkatan pernikahan…


“Cho Kyuhyun, apa kau bersedia menjadi suami bagi saudari Shin Soohyun, menerima segala kelebihan dan kekurangannya, menjadi pemimpin dalam keluarga kecil kalian nanti, menjadi orang yang bertanggung jawab, menjadi pasangan yang setia dan sepadan dengannya, takut akan Tuhan dan menemaninya sampai akhir hidupmu?” ucap pendeta sambil menumpangkan tangannya ke kepalaku.

“saya bersedia” jawabku lantang.

“Shin Soohyun, apa kau bersedia menjadi istri bagi saudara Cho Kyuhyun, menerima segala kelebihan dan kekurangannya, menjadi ibu bagi anak-anaknya kelak, menuruti dan menghormatinya sebagai suamimu, menjadi pasangan yang setia dan sepadan dengannya, takut akan Tuhan dan menemaninya sampai akhir hidupmu?” ucap pendeta sambil menumpangkan tangannya ke kepala Soohyun.

*brukkk*

Aku terkejut. Semua orang terkejut melihat Soohyun tergeletak di lantai.

“Soohyun-ah! ireona!” ku tepuk pelan wajah Soohyun. Dingin. itu yang kurasakan. Wajahnya pucat pasi.
Airmataku mengalir. Perasaanku mengatakan bahwa dia telah pergi.
Aku meletakkan kepalaku ke dadanya. Mencoba mendengar dan merasakan detak jantungnya. Tapi nihil. Aku tidak merasakan apapun.

“Shin Soohyun!!!!!!!”


Takdir sangat kejam. Atau Tuhan sedang menghukumku? Atau ini semua adalah kutukan? Airmataku mulai mengalir deras. Rasa sakit itu, masih membekas dalam dadaku.


“Kyuhyun-ah….” ibu duduk di sampingku sambil membawa segelas susu.
“Kyuhyun-ah, minumlah dulu. Sejak seharian kau tidak makan. Kau sangat pucat Kyuhyun-ah, nanti kau sakit..”
“sakit fisik tidak sesakit dan sehancur hatiku, eomma” jawabku lemah.
“eomma tau ini berat, sangat berat. Tapi kau tidak boleh terpuruk seperti ini. Kau harus bangkit Kyuhyun-ah!” ujar ibu tegas.


Airmataku kembali mengalir. Sangat sakit ketika melihat wanitaku terbaring tak bernyawa di peti mati berlapis emas dan saat peti mati itu mulai di kubur ke dalam tanah, rasanya aku ingin ikut terbaring di dalam sana.

“eomma, apakah Tuhan membenciku?” ujarku lirih. Ku tatap mata ibu yang mulai berkaca-kaca.
“ani. Tuhan tidak pernah membencimu. Kau berharga di mata-Nya” jawabnya.
“lalu kenyataan apa ini?! Kalau aku berharga di mata Tuhan, kenapa Dia tega memanggil setengah dari hidupku?!” emosiku memuncak. Airmataku tak bisa ku tahan lagi.
“mungkin…ada rencana yang lebih indah, Kyuhyun-ah. tulang rusukmu mungkin tidak ada pada SooHyun, tapi mungkin pada gadis lain yang akan Tuhan berikan kepadamu”


Aku tersenyum pahit. Setelah setahun aku terpuruk, aku mulai bangkit. Aku mulai bisa menerima kenyataan pahit ini. Aku mulai berdoa kepada Tuhan untuk menguatkanku dalam menghadapi kenyataan ini dan memberiku roh kesabaran. Aku mulai bisa sedikit demi sedikit melupakan kematian Soo Hyun.
Tapi semua kembali terulang ketika aku mulai tertarik dengan seorang gadis yang sering kutemui di Gereja. Gadis cantik yang rendah hati, dewasa, dan keibuan karna aku sering melihatnya bermain bersama anak kecil.

Ketika aku mulai mendekatinya, kenyataan pahit kembali ku rasakan ketika 3 minggu lalu aku mengetahui dia adalah tunangan seorang pria.


“Agasshi, siapa namamu?” tanyaku.
“eoh? Perkenalkan, Kang Yeonji imnida” jawabnya sambil tersenyum ramah.
Cantik. Sangat cantik bahkan lebih dari Soohyun.

***

“Yeonji-ssi, sebenarnya aku…aku menyukaimu” ujarku pelan. Ia menoleh kepadaku.
“aku menyukaimu sejak pertemuan pertama kita di Gereja. Sejak aku melihat matamu, aku menyukaimu” sambungku.
Ia terdiam, tak merespon.
Aku menatap dalam tepat di manik matanya.

“Yeonji-ssi, maukah kau menjadi kekasihku?” dia terdiam. Aku menunggu. Sampai akhirnya sesuatu seperti menghantam dadaku.

“mianhae. Aku tidak bisa”


Apakah Tuhan tidak menghendaki aku untuk merasakan cinta dari seseorang?! Apakah Tuhan tidak memberikanku gadis yang sepadan?! Apakah aku ini tidak berharga di mata-Nya?!

“wa..wae?” tanyaku lirih.
“aku..aku akan menikah dengan tunanganku. Mian. Tapi kalau aku boleh jujur, aku juga menyukaimu. Ani, aku mencintaimu”

Rasanya seperti ada banyak pedang yang menghantamu. Remuk jantungku. Hatiku kembali hancur untuk ke dua kalinya.

“ne, arraseo. Semoga kau bahagia dengan tunanganmu, Yeonji-ssi”


“Arrgghh!!!” aku melempar cincin itu. Frustasi. Seperti itu yang kurasakan saat ini.
Airmataku kembali mengalir mengingat kejadian itu. Aku benci cinta.
*Brakkkkk* Ku pukul keras meja kerjaku.

“aku benci cinta..”


***

Author’s POV

Kyuhyun berjalan gontai melewati koridor apartemennya. Keadaannya berantakan, tampak jelas bahwa ia frustasi. Langkahnya seketika berhenti ketika ia melihat sosok gadis cantik yang sekitar 3 minggu lalu menghancurkan hatinya, Kang Yeonji.

“Kyu..Kyuhyun-ssi!” Yeonji terkejut melihat keadaan Kyuhyun yang berantakan. Ia berlari, dan memeluk erat Kyuhyun.

“Kyu..Kyuhyun-ah, nan jeongmal bogoshippeo” bisik Yeonji tepat di telinga Kyuhyun. Kyuhyun diam. Ia sama sekali tak membalas pelukan rindu dari Yeonji.

“aku..aku tidak jadi menikah dengan namja itu” ucapan Yeonji sontak membuat Kyuhyun melepaskan pelukan itu.

Kyuhyun menatap dalam mata Yeonji.
“apa maksudmu?”

“aku membatalkan perikahan kami, aku mencintaimu, dia mencintai yeoja lain, orangtua kami mengerti dan akhirnya membatalkan pernikahan kami..bisakah, aku merubah jawabanku waktu itu?” ucap Yeonji tegas dan jelas membuat Kyuhyun merasakan seperti banyak kupu-kupu yang terbang di atas perutnya.

“aku mau menjadi kekasihmu..aku mau membantumu mengobati luka lama di hatimu, aku mau mencintaimu setulus hatiku. Walau kau terlanjur benci dengan cinta, tapi aku akan berusaha semampuku untuk membuatmu berhenti membenci cinta” sambung Yeonji. Matanya berkaca-kaca.

“maukah kau kembali membuka hatimu agar aku bisa masuk kedalamnya dan mengobati luka disana?” tanya Yeonji sambil menempelkan tangannya ke dada bidang Kyuhyun.

“bisakah kau merasakannya?” tanya Kyuhyun sambil menggenggam tanga  Yeonji yang menempel di dadanya.

“merasakan apa?” tanya Yeonji tak mengerti.

“detak jantungku. Bisakah kau merasakannya?”

“ya, aku merasakannya” jawab Yeonji sambil tersenyum.


***

_3 Tahun Kemudian_

Kyuhyun menggendong seorang bayi sambil berjalan memasuki gedung Gereja. Sesekali ia mencium kening bayi yang usianya sekitar 5 bulan itu dengan sayangnya. Ia menghirup aroma khas bayi itu dengan sangat dalam. Ia mengambil tempat dan duduk di kursi kayu Gereja. Ia mulai melipat tangannya dan menutup matanya perlahan.

Tuhan, terimakasih sudah mengizinkanku merasakan apa itu arti cinta. Terimakasih sudah memberikanku nafas kehidupan, terimakasih sudah mengaruniakanku seorang anak yang sangat cantik, yang mirip sekali dengan eommanya. Aku bersyukur Tuhan, Kau pernah memberikanku pelajaran yang sangat berarti tentang cinta, hingga kini aku bisa menjadi emas yang berkilau. Tuhan, kuserahkan istriku, Cho Yeon Ji kedalam tangan pengasihanan-Mu. Aku akan berusaha menjaga dan merawat titipan-Mu ini yang paling berharga dala hidupku. Tempatkan Yeonji di tempat yang paling indah, Tuhan, agar nanti aku juga bisa hidup bahagia, kekal, sampai selama-lamanya bersama Yeonji di tempat dimana Engkau berada. Izinkanlah aku bernafas lebih lama lagi, Tuhan, agar putri kecilku bisa merasakan indahnya dunia dan merasakan kasih sayang seorang ayah kepada anaknya. Ku serahkan masa depan keluarga kami ke dalam tangan-Mu, Tuhan. Amen


THE END.